http://www.thejakartapost.com/news/2012/02/15/malaysian-investor-eyes-ntb.html
A Malaysian company, Metro Kajang Holding (MKH) Berhad plans to
invest in several sectors, including farming and tourism, in Lombok and
Sumbawa, West Nusa Tenggara (NTB).
The plan was revealed
during the visit of the company’s management and officials from the
Office of the Coordinating Economic Minister to the province on
Wednesday.
“We have an interest to invest in Lombok and
Sumbawa, especially in cattle breeding, tourism and mining businesses.
We will study [the plan] thoroughly,” company executive Alex Chen told
reporters after a meeting at the NTB regional secretary office.
NTB
administration spokesman Saharuddin said that the company was
interested in investing in the businesses of meat processing, as well as
metal, copper, marble stone and iron sand mining.
“The company is also interested in establishing a plant producing snacks made of corn and beans,” Saharuddin said.
He added that the administration would give incentives to companies interested in investing in the region.
Kami telah menunggu lama untuk investasi asing untuk mengembangkan provinsi kita. Sekarang kami akhirnya menarik investor dari Malaysia dan Jepang untuk provinsi kami yang indah. Kami berharap bahwa Gubernur bisa mengambil kesempatan untuk memastikan bahwa investasi berencana menjadi kenyataan sehingga masyarakat lokal bisa menikmati standar hidup yang lebih tinggi.
Selasa, 21 Februari 2012
Keseriusan Investor Malaysia
http://www.ntbprov.go.id/baca.php?berita=1120
Pertemuan Sekda NTB dengan Investor Malaysia yang datang ke NTB disambut H. Muhammad, SH, MH, di ruang Sekda NTB yang didampingi Assisten Deputi IV Kemenko Perekonomian bidang urusan perbaikan iklim usaha Bpk. Imam Widijatno, Kepala Dinas Pertambangan dan ESDM Bpk. Eko Bambang Sutejo, Kepala Dinas Peternakan NTB Bpk. Syamsul Hidayat Dilaga dan Kepala Dinas Pariwisata Bpk. Lalu Gita Aryadi, rabu kemarin(15/2/2012).
Sekda NTB H. Muhammad Nur berharap keseriusan dari Investor yang ingin menanamkan investasinya di NTB. Dengan terjun kelapangan dan melihat secara langsung ke lapangan serta cek kondisi sebenarnya, ini membuktikan keseriusan dari Investor yang akan masuk ke NTB. NTB yang memiliki banyak potensi. Contohnya saja : disektor pertambangan, peternakan dan pariwisata yang menjadi daya tarik utama NTB. Hal ini yang diungkapkan Datuk Alex Chen investor asal Malaysia ini atas ketertarikannya akan potensi yang ada di NTB dan akan menanamkan investasi di bidang pertambangan, peternakan, pertanian dan pariwisata. Sementara itu pada bidang peternakan, investor Malaysia ini juga akan ambil bagian dalam pengembangan Bumi Sejuta Sapi (BSS), begitu juga pada bidang pertambangan, investor asal Negeri Jiran ini juga tertarik mengembangkan tembaga, marmer, mangan dan pasir besi dll.
Investor biasanya sangat mengkhawatirkan masalah keamanan bahwan menjadi periritas, namun Sekda NTB menegaskan tentang jaminan keamanan dan tidak perlu dipersoalkan karena aparat keamanan dan pemerintah daerah siap mengantisipasi dan hal ini dipetegas oleh Kasubag. Pemberitaan pada Bagian Humas dan Protokol Biro Umum Setda NTB Saharuddin, S.Sos, MH, tentang jaminan masalah keamanannya. “Pemda juga siap memberikan kemudahan perizinan dan kemudahan lainnya asal mereka mau serius berinvestasi di NTB” ungkapnya. Ajk
Pertemuan Sekda NTB dengan Investor Malaysia yang datang ke NTB disambut H. Muhammad, SH, MH, di ruang Sekda NTB yang didampingi Assisten Deputi IV Kemenko Perekonomian bidang urusan perbaikan iklim usaha Bpk. Imam Widijatno, Kepala Dinas Pertambangan dan ESDM Bpk. Eko Bambang Sutejo, Kepala Dinas Peternakan NTB Bpk. Syamsul Hidayat Dilaga dan Kepala Dinas Pariwisata Bpk. Lalu Gita Aryadi, rabu kemarin(15/2/2012).
Sekda NTB H. Muhammad Nur berharap keseriusan dari Investor yang ingin menanamkan investasinya di NTB. Dengan terjun kelapangan dan melihat secara langsung ke lapangan serta cek kondisi sebenarnya, ini membuktikan keseriusan dari Investor yang akan masuk ke NTB. NTB yang memiliki banyak potensi. Contohnya saja : disektor pertambangan, peternakan dan pariwisata yang menjadi daya tarik utama NTB. Hal ini yang diungkapkan Datuk Alex Chen investor asal Malaysia ini atas ketertarikannya akan potensi yang ada di NTB dan akan menanamkan investasi di bidang pertambangan, peternakan, pertanian dan pariwisata. Sementara itu pada bidang peternakan, investor Malaysia ini juga akan ambil bagian dalam pengembangan Bumi Sejuta Sapi (BSS), begitu juga pada bidang pertambangan, investor asal Negeri Jiran ini juga tertarik mengembangkan tembaga, marmer, mangan dan pasir besi dll.
Investor biasanya sangat mengkhawatirkan masalah keamanan bahwan menjadi periritas, namun Sekda NTB menegaskan tentang jaminan keamanan dan tidak perlu dipersoalkan karena aparat keamanan dan pemerintah daerah siap mengantisipasi dan hal ini dipetegas oleh Kasubag. Pemberitaan pada Bagian Humas dan Protokol Biro Umum Setda NTB Saharuddin, S.Sos, MH, tentang jaminan masalah keamanannya. “Pemda juga siap memberikan kemudahan perizinan dan kemudahan lainnya asal mereka mau serius berinvestasi di NTB” ungkapnya. Ajk
Pengusaha Malaysia Jajaki Investasi di NTB
http://arsipmu.com/34520/pengusaha-malaysia-jajaki-investasi-di-ntb/
Pengusaha Malaysia Jajaki Investasi di NTB – TEMPO.CO, Mataram – Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Muhammad Nur, Rabu 15 Februari 2012, mengadakan pertemuan dengan Direksi MKH Berhad Malaysia. Dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai peluang investasi di bidang pertambangan, peternakan, serta pengolahan makanan, seperti kacang-kacangan, jagung, dan rumput laut. ”Kami siap memberikan kemudahan perizinan,” kata Muhammad Nur usai pertemuan.
Direksi MKH Berhad yang terdiri dari lima orang dipimpin oleh Datok Alex Chen. Mereka diantar Asisten Deputi Menko Perekonomian Urusan Perbaikan Iklim Usaha, Iman Widijatno, dan staf Khusus BPPT, Rony Ishry. ”Kami sangat tertarik berinvestasi di NTB,” ujar Dato Alex Chen.
Menurut Muhammad Nur, direksi MKH Berhad juga tertarik pada potensi pariwisata NTB dengan obyek alam yang indah. Tujuh dari 15 kawasan wisata yang ada di NTB terbuka kemungkinan untuk digarap, termasuk Mandalika Resort di Lombok Tengah. Selain itu juga ditawarkan peluang investasi di bidang pertanian.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB, Eko Bambang Sutedjo, menawarkan potensi tambang yang ada di Lombok Barat. Di sana ada marmer, mangan, pasir besi, dan tembaga. ”Lokasinya ada di kawasan Lembar,” ucap Eko kepada Tempo.
Pengusaha Malaysia Jajaki Investasi di NTB – TEMPO.CO, Mataram – Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Muhammad Nur, Rabu 15 Februari 2012, mengadakan pertemuan dengan Direksi MKH Berhad Malaysia. Dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai peluang investasi di bidang pertambangan, peternakan, serta pengolahan makanan, seperti kacang-kacangan, jagung, dan rumput laut. ”Kami siap memberikan kemudahan perizinan,” kata Muhammad Nur usai pertemuan.
Direksi MKH Berhad yang terdiri dari lima orang dipimpin oleh Datok Alex Chen. Mereka diantar Asisten Deputi Menko Perekonomian Urusan Perbaikan Iklim Usaha, Iman Widijatno, dan staf Khusus BPPT, Rony Ishry. ”Kami sangat tertarik berinvestasi di NTB,” ujar Dato Alex Chen.
Menurut Muhammad Nur, direksi MKH Berhad juga tertarik pada potensi pariwisata NTB dengan obyek alam yang indah. Tujuh dari 15 kawasan wisata yang ada di NTB terbuka kemungkinan untuk digarap, termasuk Mandalika Resort di Lombok Tengah. Selain itu juga ditawarkan peluang investasi di bidang pertanian.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB, Eko Bambang Sutedjo, menawarkan potensi tambang yang ada di Lombok Barat. Di sana ada marmer, mangan, pasir besi, dan tembaga. ”Lokasinya ada di kawasan Lembar,” ucap Eko kepada Tempo.
Jepang Berminat Investasi ke Startup Indonesia
http://www.tempo.co/read/news/2012/02/10/072383126/Jepang-Berminat-Investasi-ke-Startup-Indonesia
TEMPO.CO , Jakarta - Perkembangan industri startup di Indonesia kian prospektif seiring dengan makin banyaknya anak muda yang terjun ke bisnis ini. Tidak sedikit startup yang baru terbentuk kemudian menjadi incaran para investor dari luar negeri.
Calvin Kizana, pemilik layanan direktori Menoo!, mengungkapkan startup Indonesia menjadi incaran para investor asal Jepang. “Mereka sangat antusias dengan perkembangan startup Indonesia,” katanya di Jakarta, Kamis, 9 Februari 2012.
Menurut Calvin, para investor Jepang melihat Indonesia adalah pasar yang besar untuk tumbuhnya industri startup. “Mereka seperti ingin menandingi Korea yang kini dengan gencar masuk ke Indonesia,” katanya.
Untuk semakin menumbuhkan industri ini sejumlah pendiri startup yang sudah eksis bergabung dalam sebuah konsorsium bernama Project Eden. “Ini adalah tempat kami menginkubasi berbagai gagasan untuk dijadikan startup,” katanya.
Calvin mengatakan Project Eden akan menerima berbagai gagasan dan kemudian menyeleksi mana yang layak untuk kemudian diinkubasi menjadi sebuah startup. “Kami memberikan mentoring selama 3 sampai 4 bulan,” kata Calvin yang juga mentor di Project Eden.
Menurut Calvin, Project Eden akan memberikan fasilitas pendanaan untuk pengembangan gagasan yang masuk hingga menjadi sebuah startup. Bahkan, kalau penggagasnya sudah mempunyai pekerjaan tetap, Project Eden akan memberikan semacam gaji pengganti sebagai kompensasi untuk menseriusi pengelolaan startup.
Salah satu proyek yang sudah dihasilkan Project Eden adalah Spotdokter yang memberikan layanan informasi kesehatan melalui telepon seluler. Spotdokter digagas oleh tiga orang dokter muda, yakni Mendy Candella, Pascal Christian, dan Jaka Pradipta. “Sekarang tinggal kami tawarkan ke investor,” kata Calvin.
Calvin menambahkan banyak investor dari Indonesia yang menanamkan modalnya di industri startup. Calvin menyebut Kelompok Bakrie termasuk yang berminat masuk dalam bisnis ini. “Sebaiknya startup ini dimiliki investor Indonesia, jangan semua dimiliki asing,” katanya.
TEMPO.CO , Jakarta - Perkembangan industri startup di Indonesia kian prospektif seiring dengan makin banyaknya anak muda yang terjun ke bisnis ini. Tidak sedikit startup yang baru terbentuk kemudian menjadi incaran para investor dari luar negeri.
Calvin Kizana, pemilik layanan direktori Menoo!, mengungkapkan startup Indonesia menjadi incaran para investor asal Jepang. “Mereka sangat antusias dengan perkembangan startup Indonesia,” katanya di Jakarta, Kamis, 9 Februari 2012.
Menurut Calvin, para investor Jepang melihat Indonesia adalah pasar yang besar untuk tumbuhnya industri startup. “Mereka seperti ingin menandingi Korea yang kini dengan gencar masuk ke Indonesia,” katanya.
Untuk semakin menumbuhkan industri ini sejumlah pendiri startup yang sudah eksis bergabung dalam sebuah konsorsium bernama Project Eden. “Ini adalah tempat kami menginkubasi berbagai gagasan untuk dijadikan startup,” katanya.
Calvin mengatakan Project Eden akan menerima berbagai gagasan dan kemudian menyeleksi mana yang layak untuk kemudian diinkubasi menjadi sebuah startup. “Kami memberikan mentoring selama 3 sampai 4 bulan,” kata Calvin yang juga mentor di Project Eden.
Menurut Calvin, Project Eden akan memberikan fasilitas pendanaan untuk pengembangan gagasan yang masuk hingga menjadi sebuah startup. Bahkan, kalau penggagasnya sudah mempunyai pekerjaan tetap, Project Eden akan memberikan semacam gaji pengganti sebagai kompensasi untuk menseriusi pengelolaan startup.
Salah satu proyek yang sudah dihasilkan Project Eden adalah Spotdokter yang memberikan layanan informasi kesehatan melalui telepon seluler. Spotdokter digagas oleh tiga orang dokter muda, yakni Mendy Candella, Pascal Christian, dan Jaka Pradipta. “Sekarang tinggal kami tawarkan ke investor,” kata Calvin.
Calvin menambahkan banyak investor dari Indonesia yang menanamkan modalnya di industri startup. Calvin menyebut Kelompok Bakrie termasuk yang berminat masuk dalam bisnis ini. “Sebaiknya startup ini dimiliki investor Indonesia, jangan semua dimiliki asing,” katanya.
Perusahaan Malaysia Siap Rambah Investasi di NTB
http://mobile.seruu.com/utama/hukum-a-kriminal/artikel/perusahaan-malaysia-siap-rambah-investasi-di-ntb
Mataram, Seruu.com - Investor Malaysia, MKH Berhard, berminat membuka usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di sektor pariwisata, peternakan, pertambangan dan industri pengolahan makanan. Direktur MKH Berhard Malaysia, Datuk Alex Chen ketika diterima Sekretaris Daerah (Sekdada) NTB HM Nur di Mataram, Rabu mengatakan, investasi tersebut diarahkan bidang industri pengolahan daging sapi dan kepariwisataan, namun tidak menutup kemungkinan investasi di bidang lainnya.
Ia mengatakan, pihaknya tertarik pada kekayaan dan keindahan alam NTB, baik potensi perternakan, pertanian, pertambangan maupun pariwisata.
Kehadiran investor Malaysia tersebut berkaitan program percepatan pembangunan kawasan timur (KTI) guna mencapaian target peningkatan perekonomian nasional sebesar 7,7 persen tahun 2014.
Sekda NTB HM Nur menyambut baik kedatangan investor Malaysia dan pihaknya akan meberikan berbagai kemudahan terutama terkait dengan proses perizinan.
Di sektor peternakan, investor Malaysia itu berencana menanamkan modalnya di bidang usaha industri daging sapi. MKH Berhad juga akan membangun industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari jagung, rumput laut dan biji-bijian.
Sementara di bidang pertambangan, MKH Berhard melirik tambang logam marmer, tembaga, mangaan dan pasir besi. Potensi pertambangan terbesar berada di Pulau Sumbawa mencapai 50 persen, sementara di Pulau Lombok hanya 10 persen.
Di bidang pariwisata, NTB termasuk salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata utama. Di NTB terdapat 15 kawasan wisata, sembilan di antaranya di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa, namun yang telah bekembang adalah kawasan wisata Senggigi di Kabupaten Lombok Barat, Pantai Aan di Lombok Tengah.
Dari 15 kawasan wisata tersebut, NTB menawarkan tujuh kawasan pariwisata yakni Gunung Rinjani, Senggigi, kawasan wisata Tiga Gili (pulau kecil) di Kabupaten Lombok Barat, kawasan wisata di Sumbawa Barat, Lakey di Kabupaten Dompu, potensi wisata di Bima serta Pulau Moyo di Kabupaten Sumbawa.
Sebagai informasi Metro Kajang Holding Berhad (MKH) adalah salah satu perusahaan Malaysia yang diduga terlibat dalam pembantaian orangutan di Kalimantan.[ndis]
Mataram, Seruu.com - Investor Malaysia, MKH Berhard, berminat membuka usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di sektor pariwisata, peternakan, pertambangan dan industri pengolahan makanan. Direktur MKH Berhard Malaysia, Datuk Alex Chen ketika diterima Sekretaris Daerah (Sekdada) NTB HM Nur di Mataram, Rabu mengatakan, investasi tersebut diarahkan bidang industri pengolahan daging sapi dan kepariwisataan, namun tidak menutup kemungkinan investasi di bidang lainnya.
Ia mengatakan, pihaknya tertarik pada kekayaan dan keindahan alam NTB, baik potensi perternakan, pertanian, pertambangan maupun pariwisata.
Kehadiran investor Malaysia tersebut berkaitan program percepatan pembangunan kawasan timur (KTI) guna mencapaian target peningkatan perekonomian nasional sebesar 7,7 persen tahun 2014.
Sekda NTB HM Nur menyambut baik kedatangan investor Malaysia dan pihaknya akan meberikan berbagai kemudahan terutama terkait dengan proses perizinan.
Di sektor peternakan, investor Malaysia itu berencana menanamkan modalnya di bidang usaha industri daging sapi. MKH Berhad juga akan membangun industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari jagung, rumput laut dan biji-bijian.
Sementara di bidang pertambangan, MKH Berhard melirik tambang logam marmer, tembaga, mangaan dan pasir besi. Potensi pertambangan terbesar berada di Pulau Sumbawa mencapai 50 persen, sementara di Pulau Lombok hanya 10 persen.
Di bidang pariwisata, NTB termasuk salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata utama. Di NTB terdapat 15 kawasan wisata, sembilan di antaranya di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa, namun yang telah bekembang adalah kawasan wisata Senggigi di Kabupaten Lombok Barat, Pantai Aan di Lombok Tengah.
Dari 15 kawasan wisata tersebut, NTB menawarkan tujuh kawasan pariwisata yakni Gunung Rinjani, Senggigi, kawasan wisata Tiga Gili (pulau kecil) di Kabupaten Lombok Barat, kawasan wisata di Sumbawa Barat, Lakey di Kabupaten Dompu, potensi wisata di Bima serta Pulau Moyo di Kabupaten Sumbawa.
Sebagai informasi Metro Kajang Holding Berhad (MKH) adalah salah satu perusahaan Malaysia yang diduga terlibat dalam pembantaian orangutan di Kalimantan.[ndis]
MKH BERHAD MALAYSIA MINATI INVESTASI DI NTB
http://www.ntbprov.go.id/baca.php?berita=1118
MATARAM – Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat (Sekda NTB) Muhammad Nur kedatangan calon investor dari Malaysia, MKH Berhard Rabu 15 Pebruari 2012 pagi tadi. Mereka meminati untuk investasi industri pertambangan, peternakan dan juga pengolahan makanan kacang-kacangan, jagung, rumput laut dan daging sapi.
Lima orang anggota Direksi MKH Berhad yang dipimpin oleh Datok Alex Chen tersebut didampingi oleh Asisten Deputi Menko Perekonomian Urusan Perbaikan Iklim Usaha Iman Widijatno dan staf Khusus BPPT Rony Ishry yang sebelumnya menawarkan potensi investasi di NTB. ‘’Kami ingin melihat lapangan. Kami sangat tertarik,’’ kata Dato Alex Chen sewaktu ke luar ruang Sekda NTB. Termasuk potensi pariwisata mengingat adanya obyek alam yang dinilainya indah.
Sekda NTB Muhammad Nur menjanjikan insentif investasi kepada mereka. Antara lain berupa kemudahan perizinan. ‘’Kami menyambut rencana investasinya. Kami akan berikan kemudahan perizinannya,’’ ujarnya. Selain di bidang pertanian dan peternakan. Juga menawarkan tujuh dari 15 kawasan wisata yang ada di NTB untuk digarap termasuk Mandalika Resort di Lombok Tengah.
Untuk pertambangan, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB Eko Bambang Sutedjo menawarkan potensi tambang yang ada di Lombok Barat. Di sana ada marmer, mangan, pasir besi, dan tembaga. ’’Lokasi potensi marmer ada di Lembar,’’ kata Eko menyebutkan daerahnya.(*)
MATARAM – Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat (Sekda NTB) Muhammad Nur kedatangan calon investor dari Malaysia, MKH Berhard Rabu 15 Pebruari 2012 pagi tadi. Mereka meminati untuk investasi industri pertambangan, peternakan dan juga pengolahan makanan kacang-kacangan, jagung, rumput laut dan daging sapi.
Lima orang anggota Direksi MKH Berhad yang dipimpin oleh Datok Alex Chen tersebut didampingi oleh Asisten Deputi Menko Perekonomian Urusan Perbaikan Iklim Usaha Iman Widijatno dan staf Khusus BPPT Rony Ishry yang sebelumnya menawarkan potensi investasi di NTB. ‘’Kami ingin melihat lapangan. Kami sangat tertarik,’’ kata Dato Alex Chen sewaktu ke luar ruang Sekda NTB. Termasuk potensi pariwisata mengingat adanya obyek alam yang dinilainya indah.
Sekda NTB Muhammad Nur menjanjikan insentif investasi kepada mereka. Antara lain berupa kemudahan perizinan. ‘’Kami menyambut rencana investasinya. Kami akan berikan kemudahan perizinannya,’’ ujarnya. Selain di bidang pertanian dan peternakan. Juga menawarkan tujuh dari 15 kawasan wisata yang ada di NTB untuk digarap termasuk Mandalika Resort di Lombok Tengah.
Untuk pertambangan, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB Eko Bambang Sutedjo menawarkan potensi tambang yang ada di Lombok Barat. Di sana ada marmer, mangan, pasir besi, dan tembaga. ’’Lokasi potensi marmer ada di Lembar,’’ kata Eko menyebutkan daerahnya.(*)
Investor Malaysia Berminat Buka Usaha Di NTB
http://www.beritadaerah.com/berita/bali/55688
(Berita Daerah-Bali) Investor Malaysia, MKH Berhad menyatakan, berminat membuka usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di sektor pariwisata, peternakan, pertambangan dan industri pengolahan makanan.
Direktur MKH Berhard Malaysia, Datuk Alex Chen ketika diterima Sekretaris Daerah (Sekdada) NTB HM Nur di Mataram, mengatakan, investasi tersebut diarahkan bidang industri pengolahan daging sapi dan priwisata, namun tidak menutup kemungkinan investasi di bidang lainnya.
Ia mengatakan, pihaknya tertarik dengan kekayaan dan keindahan alam di NTB, baik potensi perternakan, pertanian, pertambangan maupun pariwisata.
Kehadiran investor Malaysia tersebut berkaitan dengan program percepat pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) guna pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia untuk mencapaian target peningkatan perekonomian nasional sebesar 7,7 persen tahun 2014.
Sekda NTB HM Nur menyambut baik kedatangan investor Malaysia dan pihaknya akan meberikan berbagai kemudahan terutama terkait dengan proses perizinan.
Di sektor peternakan, investor Malaysia itu berencana menanamkan modalnya di bidang usaha industri daging sapi. MKH Berhad juga akan membangun industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari jagung, rumput laut dan biji-bijian.
Sementara di bidang pertambangan, MKH Berhard melirik tambang logam marmer, tembaga, mangaan dan pasir besi. Potensi pertambangan terbesar berada di Pulau Sumbawa mencapai 50 persen, sementara di Pulau Lombok hanya 10 persen.
Di bidang pariwisata, NTB termasuk salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata utama. Di NTB terdapat 15 kawasan wisata, sembilan di antaranya di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa, namun yang telah bekembang adalah kawasan wisata Senggigi di Kabupaten Lombok Barat, Pantai Aan di Lombok Tengah.
Dari 15 kawasan wisata tersebut, NTB menawarkan tujuh kawasan pariwisata yakni Gunung Rinjani, Senggigi, kawasan wisata Tiga Gili (pulau kecil) di Kabupaten Lombok Barat, kawasan wisata di Sumbawa Barat, Lakey di Kabupaten Dompu, potensi wisata di Bima serta Pulau Moyo di Kabupaten Sumbawa.
Sementara di bidang perternakan, NTB dinilai sebagai gudang ternak, terlebih setelah adanya program unggulan "Bumi Sejuta Sapi" (BSS). Dengan adanya program BSS tersebut populasi ternak terus menigkat yang jumlahnya mencapai 600.000 ekor.
Asisten Deputi IV Bidang Menko Perekonomian Urusan Perbaikan Iklim Usaha, Imam Widijanto yang mendampingi investor Malaysia mengatakan, Malaysia menjadi investor pertama yang akan menanamkan investasinya di KTI.
"Telah ada investor Malaysia, MKH Berhad, yang berminat berinvestasi di NTB di bidang usaha tertentu yang menguntungkan untuk dikelola dalam kegiatan industri," katanya.
Imam mengungkapkan, minat MKH Berhad Malaysia berinvestasi di wilayah timur Indonesia diperoleh setelah pemerintah menggelar promosi investasi di Malaysia pada 19-22 November 2011.
Pemerintah berharap, kehadiran investor Malaysia itu dapat mendorong percepatan pembangunan di daerah NTB terutama untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat pembangunan di kawasan timur Indonesia.
Untuk menunjukkan keseriusan, Direktur MKH Berhad Malaysia Datok Alex Chen didampingi empat stafnya bertemu dengan Sekretaris Daerah NTB Muhammad Nur dan empat kepala dinas di Kantor Gubernur NTB. Pertemuan itu difasilitasi oleh Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan.
Setelah bertemu Sekda NTB, investor Malaysia langsung melakukan observasi lapangan dengan mengunjungi pertambangan emas di Sekotong, Lombok Barat, rumah potong hewan (RPH) di Mandalika dan kawasan wisata di Lombok Utara.
(Berita Daerah-Bali) Investor Malaysia, MKH Berhad menyatakan, berminat membuka usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di sektor pariwisata, peternakan, pertambangan dan industri pengolahan makanan.
Direktur MKH Berhard Malaysia, Datuk Alex Chen ketika diterima Sekretaris Daerah (Sekdada) NTB HM Nur di Mataram, mengatakan, investasi tersebut diarahkan bidang industri pengolahan daging sapi dan priwisata, namun tidak menutup kemungkinan investasi di bidang lainnya.
Ia mengatakan, pihaknya tertarik dengan kekayaan dan keindahan alam di NTB, baik potensi perternakan, pertanian, pertambangan maupun pariwisata.
Kehadiran investor Malaysia tersebut berkaitan dengan program percepat pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) guna pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia untuk mencapaian target peningkatan perekonomian nasional sebesar 7,7 persen tahun 2014.
Sekda NTB HM Nur menyambut baik kedatangan investor Malaysia dan pihaknya akan meberikan berbagai kemudahan terutama terkait dengan proses perizinan.
Di sektor peternakan, investor Malaysia itu berencana menanamkan modalnya di bidang usaha industri daging sapi. MKH Berhad juga akan membangun industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari jagung, rumput laut dan biji-bijian.
Sementara di bidang pertambangan, MKH Berhard melirik tambang logam marmer, tembaga, mangaan dan pasir besi. Potensi pertambangan terbesar berada di Pulau Sumbawa mencapai 50 persen, sementara di Pulau Lombok hanya 10 persen.
Di bidang pariwisata, NTB termasuk salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata utama. Di NTB terdapat 15 kawasan wisata, sembilan di antaranya di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa, namun yang telah bekembang adalah kawasan wisata Senggigi di Kabupaten Lombok Barat, Pantai Aan di Lombok Tengah.
Dari 15 kawasan wisata tersebut, NTB menawarkan tujuh kawasan pariwisata yakni Gunung Rinjani, Senggigi, kawasan wisata Tiga Gili (pulau kecil) di Kabupaten Lombok Barat, kawasan wisata di Sumbawa Barat, Lakey di Kabupaten Dompu, potensi wisata di Bima serta Pulau Moyo di Kabupaten Sumbawa.
Sementara di bidang perternakan, NTB dinilai sebagai gudang ternak, terlebih setelah adanya program unggulan "Bumi Sejuta Sapi" (BSS). Dengan adanya program BSS tersebut populasi ternak terus menigkat yang jumlahnya mencapai 600.000 ekor.
Asisten Deputi IV Bidang Menko Perekonomian Urusan Perbaikan Iklim Usaha, Imam Widijanto yang mendampingi investor Malaysia mengatakan, Malaysia menjadi investor pertama yang akan menanamkan investasinya di KTI.
"Telah ada investor Malaysia, MKH Berhad, yang berminat berinvestasi di NTB di bidang usaha tertentu yang menguntungkan untuk dikelola dalam kegiatan industri," katanya.
Imam mengungkapkan, minat MKH Berhad Malaysia berinvestasi di wilayah timur Indonesia diperoleh setelah pemerintah menggelar promosi investasi di Malaysia pada 19-22 November 2011.
Pemerintah berharap, kehadiran investor Malaysia itu dapat mendorong percepatan pembangunan di daerah NTB terutama untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat pembangunan di kawasan timur Indonesia.
Untuk menunjukkan keseriusan, Direktur MKH Berhad Malaysia Datok Alex Chen didampingi empat stafnya bertemu dengan Sekretaris Daerah NTB Muhammad Nur dan empat kepala dinas di Kantor Gubernur NTB. Pertemuan itu difasilitasi oleh Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan.
Setelah bertemu Sekda NTB, investor Malaysia langsung melakukan observasi lapangan dengan mengunjungi pertambangan emas di Sekotong, Lombok Barat, rumah potong hewan (RPH) di Mandalika dan kawasan wisata di Lombok Utara.
MKH Berhard Malaysia Ekspansi Ke NTB
http://bali.antaranews.com/berita/19035/mkh-berhard-malaysia-ekspansi-ke-ntb
Mataram (Antara Bali) - Investor Malaysia, MKH Berhard, berminat membuka usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di sektor pariwisata, peternakan, pertambangan dan industri pengolahan makanan.
Direktur MKH Berhard Malaysia, Datuk Alex Chen ketika diterima Sekretaris Daerah (Sekdada) NTB HM Nur di Mataram, Rabu mengatakan, investasi tersebut diarahkan bidang industri pengolahan daging sapi dan kepariwisataan, namun tidak menutup kemungkinan investasi di bidang lainnya.
Ia mengatakan, pihaknya tertarik pada kekayaan dan keindahan alam NTB, baik potensi perternakan, pertanian, pertambangan maupun pariwisata.
Kehadiran investor Malaysia tersebut berkaitan program percepatan pembangunan kawasan timur (KTI) guna mencapaian target peningkatan perekonomian nasional sebesar 7,7 persen tahun 2014.
Sekda NTB HM Nur menyambut baik kedatangan investor Malaysia dan pihaknya akan meberikan berbagai kemudahan terutama terkait dengan proses perizinan.
Di sektor peternakan, investor Malaysia itu berencana menanamkan modalnya di bidang usaha industri daging sapi. MKH Berhad juga akan membangun industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari jagung, rumput laut dan biji-bijian.
Sementara di bidang pertambangan, MKH Berhard melirik tambang logam marmer, tembaga, mangaan dan pasir besi. Potensi pertambangan terbesar berada di Pulau Sumbawa mencapai 50 persen, sementara di Pulau Lombok hanya 10 persen.
Di bidang pariwisata, NTB termasuk salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata utama. Di NTB terdapat 15 kawasan wisata, sembilan di antaranya di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa, namun yang telah bekembang adalah kawasan wisata Senggigi di Kabupaten Lombok Barat, Pantai Aan di Lombok Tengah.
Dari 15 kawasan wisata tersebut, NTB menawarkan tujuh kawasan pariwisata yakni Gunung Rinjani, Senggigi, kawasan wisata Tiga Gili (pulau kecil) di Kabupaten Lombok Barat, kawasan wisata di Sumbawa Barat, Lakey di Kabupaten Dompu, potensi wisata di Bima serta Pulau Moyo di Kabupaten Sumbawa.(*/T007)
Mataram (Antara Bali) - Investor Malaysia, MKH Berhard, berminat membuka usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di sektor pariwisata, peternakan, pertambangan dan industri pengolahan makanan.
Direktur MKH Berhard Malaysia, Datuk Alex Chen ketika diterima Sekretaris Daerah (Sekdada) NTB HM Nur di Mataram, Rabu mengatakan, investasi tersebut diarahkan bidang industri pengolahan daging sapi dan kepariwisataan, namun tidak menutup kemungkinan investasi di bidang lainnya.
Ia mengatakan, pihaknya tertarik pada kekayaan dan keindahan alam NTB, baik potensi perternakan, pertanian, pertambangan maupun pariwisata.
Kehadiran investor Malaysia tersebut berkaitan program percepatan pembangunan kawasan timur (KTI) guna mencapaian target peningkatan perekonomian nasional sebesar 7,7 persen tahun 2014.
Sekda NTB HM Nur menyambut baik kedatangan investor Malaysia dan pihaknya akan meberikan berbagai kemudahan terutama terkait dengan proses perizinan.
Di sektor peternakan, investor Malaysia itu berencana menanamkan modalnya di bidang usaha industri daging sapi. MKH Berhad juga akan membangun industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari jagung, rumput laut dan biji-bijian.
Sementara di bidang pertambangan, MKH Berhard melirik tambang logam marmer, tembaga, mangaan dan pasir besi. Potensi pertambangan terbesar berada di Pulau Sumbawa mencapai 50 persen, sementara di Pulau Lombok hanya 10 persen.
Di bidang pariwisata, NTB termasuk salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata utama. Di NTB terdapat 15 kawasan wisata, sembilan di antaranya di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa, namun yang telah bekembang adalah kawasan wisata Senggigi di Kabupaten Lombok Barat, Pantai Aan di Lombok Tengah.
Dari 15 kawasan wisata tersebut, NTB menawarkan tujuh kawasan pariwisata yakni Gunung Rinjani, Senggigi, kawasan wisata Tiga Gili (pulau kecil) di Kabupaten Lombok Barat, kawasan wisata di Sumbawa Barat, Lakey di Kabupaten Dompu, potensi wisata di Bima serta Pulau Moyo di Kabupaten Sumbawa.(*/T007)
Lirik NTB, Malaysia Jadi Investor Pertama
http://us.bisnis.vivanews.com/news/read/288500-lirik-ntb--malaysia-jadi-investor-pertama
VIVAnews - Investor Malaysia, MKH Berhad, tengah melirik sejumlah potensi investasi di Nusa Tenggara Barat. Sektor pariwisata, peternakan, pertambangan, serta pengolahan makanan menjadi incaran pemodal asal Negeri Jiran tersebut.
Malaysia menjadi investor pertama yang membenamkan investasinya di kawasan timur Indonesia tersebut.
"Telah ada investor Malaysia, MKH Berhad, yang berminat berinvestasi di NTB di bidang usaha tertentu yang menguntungkan untuk dikelola dalam kegiatan industri," kata Asisten Deputi IV Bidang Menko Perekonomian Urusan Perbaikan Iklim Usaha, Imam Widijanto, di Mataram, NTB, Rabu, 15 Februari 2012.
Untuk menunjukkan keseriusan mereka, hari ini, Direktur MKH Berhad Malaysia, Datok Alex Chen, didampingi empat stafnya bertemu dengan Sekretaris Daerah NTB, Muhammad Nur, dan empat kepala dinas di Kantor Gubernur NTB. Pertemuan itu difasilitasi oleh Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan.
Imam mengungkapkan, minat MKH Berhad Malaysia berinvestasi di wilayah timur Indonesia diperoleh setelah pemerintah menggelar promosi investasi di Malaysia pada 19-22 November 2011.
Pemerintah berharap, kehadiran investor Malaysia itu dapat mendorong percepatan pembangunan di daerah, terutama untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat pembangunan di kawasan timur Indonesia.
Kasubag Pemberitaan, Humas, dan Protokoler NTB, Saharuddin, menambahkan, MKH Berhad Malaysia akan berinvestasi pada sektor pariwisata, peternakan, pertanian, dan pertambangan. Di sektor pariwisata, MKH Berhad dikabarkan tengah melirik tujuh kawasan wisata potensial yang bisa dikembangkan.
Pada sektor peternakan, Malaysia berencana berinvestasi di bidang usaha industri daging sapi. MKH Berhad juga akan membangun pabrik industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari jagung, rumput laut, dan biji-bijian.
Di bidang pertambangan, MKH melirik tambang logam marmer, tembaga, mangaan, dan pasir besi.
"Investor dari Malaysia itu langsung melakukan observasi lapangan dengan mengunjungi pertambangan emas di Sekotong, Lombok Barat, rumah potong hewan di Mandalika, dan kawasan wisata di Lombok Utara," ungkap Saharuddin seraya mengungkapkan MKH Berhad merupakan investor pertama yang menyatakan niatnya berinvestasi di NTB pada 2012.
Dikutip dari laman mkhberhad.com, perusahaan ini semula bernama Kajang Holding Berhad. MKH tercatat sebagai emiten di bursa saham Malaysia. MKH Berhad tercatat memiliki 48 anak usaha dan satu perusahaan mitra yang bergerak di bidang properti, pelayanan kesehatan, perusahaan investasi, dan furnitur. (art)
• VIVAnews
VIVAnews - Investor Malaysia, MKH Berhad, tengah melirik sejumlah potensi investasi di Nusa Tenggara Barat. Sektor pariwisata, peternakan, pertambangan, serta pengolahan makanan menjadi incaran pemodal asal Negeri Jiran tersebut.
Malaysia menjadi investor pertama yang membenamkan investasinya di kawasan timur Indonesia tersebut.
"Telah ada investor Malaysia, MKH Berhad, yang berminat berinvestasi di NTB di bidang usaha tertentu yang menguntungkan untuk dikelola dalam kegiatan industri," kata Asisten Deputi IV Bidang Menko Perekonomian Urusan Perbaikan Iklim Usaha, Imam Widijanto, di Mataram, NTB, Rabu, 15 Februari 2012.
Untuk menunjukkan keseriusan mereka, hari ini, Direktur MKH Berhad Malaysia, Datok Alex Chen, didampingi empat stafnya bertemu dengan Sekretaris Daerah NTB, Muhammad Nur, dan empat kepala dinas di Kantor Gubernur NTB. Pertemuan itu difasilitasi oleh Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan.
Imam mengungkapkan, minat MKH Berhad Malaysia berinvestasi di wilayah timur Indonesia diperoleh setelah pemerintah menggelar promosi investasi di Malaysia pada 19-22 November 2011.
Pemerintah berharap, kehadiran investor Malaysia itu dapat mendorong percepatan pembangunan di daerah, terutama untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat pembangunan di kawasan timur Indonesia.
Kasubag Pemberitaan, Humas, dan Protokoler NTB, Saharuddin, menambahkan, MKH Berhad Malaysia akan berinvestasi pada sektor pariwisata, peternakan, pertanian, dan pertambangan. Di sektor pariwisata, MKH Berhad dikabarkan tengah melirik tujuh kawasan wisata potensial yang bisa dikembangkan.
Pada sektor peternakan, Malaysia berencana berinvestasi di bidang usaha industri daging sapi. MKH Berhad juga akan membangun pabrik industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari jagung, rumput laut, dan biji-bijian.
Di bidang pertambangan, MKH melirik tambang logam marmer, tembaga, mangaan, dan pasir besi.
"Investor dari Malaysia itu langsung melakukan observasi lapangan dengan mengunjungi pertambangan emas di Sekotong, Lombok Barat, rumah potong hewan di Mandalika, dan kawasan wisata di Lombok Utara," ungkap Saharuddin seraya mengungkapkan MKH Berhad merupakan investor pertama yang menyatakan niatnya berinvestasi di NTB pada 2012.
Dikutip dari laman mkhberhad.com, perusahaan ini semula bernama Kajang Holding Berhad. MKH tercatat sebagai emiten di bursa saham Malaysia. MKH Berhad tercatat memiliki 48 anak usaha dan satu perusahaan mitra yang bergerak di bidang properti, pelayanan kesehatan, perusahaan investasi, dan furnitur. (art)
• VIVAnews
Langganan:
Postingan (Atom)