Selasa, 21 Februari 2012

Jepang Berminat Investasi ke Startup Indonesia

http://www.tempo.co/read/news/2012/02/10/072383126/Jepang-Berminat-Investasi-ke-Startup-Indonesia

TEMPO.CO , Jakarta - Perkembangan industri startup di Indonesia kian prospektif seiring dengan makin banyaknya anak muda yang terjun ke bisnis ini. Tidak sedikit startup yang baru terbentuk kemudian menjadi incaran para investor dari luar negeri.

Calvin Kizana, pemilik layanan direktori Menoo!, mengungkapkan startup Indonesia menjadi incaran para investor asal Jepang. “Mereka sangat antusias dengan perkembangan startup Indonesia,” katanya di Jakarta, Kamis, 9 Februari 2012.

Menurut Calvin, para investor Jepang melihat Indonesia adalah pasar yang besar untuk tumbuhnya industri startup. “Mereka seperti ingin menandingi Korea yang kini dengan gencar masuk ke Indonesia,” katanya.

Untuk semakin menumbuhkan industri ini sejumlah pendiri startup yang sudah eksis bergabung dalam sebuah konsorsium bernama Project Eden. “Ini adalah tempat kami menginkubasi berbagai gagasan untuk dijadikan startup,” katanya.

Calvin mengatakan Project Eden akan menerima berbagai gagasan dan kemudian menyeleksi mana yang layak untuk kemudian diinkubasi menjadi sebuah startup. “Kami memberikan mentoring selama 3 sampai 4 bulan,” kata Calvin yang juga mentor di Project Eden.

Menurut Calvin, Project Eden akan memberikan fasilitas pendanaan untuk pengembangan gagasan yang masuk hingga menjadi sebuah startup. Bahkan, kalau penggagasnya sudah mempunyai pekerjaan tetap, Project Eden akan memberikan semacam gaji pengganti sebagai kompensasi untuk menseriusi  pengelolaan startup.

Salah satu proyek yang sudah dihasilkan Project Eden adalah Spotdokter yang memberikan layanan informasi kesehatan melalui telepon seluler. Spotdokter digagas oleh tiga orang dokter muda, yakni Mendy Candella, Pascal Christian, dan Jaka Pradipta. “Sekarang tinggal kami tawarkan ke investor,” kata Calvin.

Calvin menambahkan banyak investor dari Indonesia yang menanamkan modalnya di industri startup. Calvin menyebut Kelompok Bakrie termasuk yang berminat masuk dalam bisnis ini. “Sebaiknya startup ini dimiliki investor Indonesia, jangan semua dimiliki asing,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar